Saat tulisan ini tertulis, ada
banyak terompet dan suara parau manusia-manusia yang berbahagia di luar sana.
Aku terbangun dari tidur malamku, melihat sekelilingku. Tak ada yang berbeda,
sama semuanya tak berubah, sayang. Hatiku pula, masih memilihmu. Mataku masih sayu dalam gelapnya ruang
kamarku. Selimut ini masih satu-satunya hal yang dapat menghangatkanku. Ada
kenangan yang memenuhi ruang-ruang kosong dalam otakku.
Sudah tanggal 1, di tahun yang
baru. Aku tak tau apa yang berbeda, seharusnya aku berbahagia hari ini.
Menemukan bagian mana yang harus aku sebut “baru”. Oh memang ada yang baru,
status kita. Aku begitu merasakannya kali ini, tapi sesak rasanya. Keadaan yang
baru, perjuangan yang baru, penguatan yang baru dan kesetiaan yang jauh harus
diperbarui. Ada jarak diantara kita, bukan hanya sejengkal, tapi beratus-ratus
kilometer. Seakan semua tak mau mengerti, padahal hatiku dan hatimu sedang
memainkan cerita bahagianya Tuhan. Sangat kacau kali ini, sampai aku tak benar-benar
paham, apakah perpisahan ini bagian dari cerita? Lalu kenapa dulu ada bagian
pertemuan?
Segala yang memberatkan menggoda
pikiranku dan pikiranmu, dan pada akhirnya kita memilih untuk mencoba bertahan.
Karena mempertahankan jauh lebih mudah dan menyenangkan daripada harus
melepaskan. Pasrah saja dengan janji Tuhan.
Aku mulai bisa menerima
kenyataan. Tak apa, setidaknya masih ada yang bisa aku syukuri, aku masih
memilikimu, memiliki hatimu walaupun jarak tak berpihak padaku. Aku masih bisa
mengkhawatirkanmu sebagai kekasihku, masih bisa menanyakan kabarmu, masih bisa
menyimpan rindu ini baik-baik sampai waktunya kau ambil rindu ini dan masih
bisa mengisi kekosongan hatimu.
Aku masih berjalan di lorong,
berniat menyusulmu diujung lorong. Walau sendirian, tapi setidaknya aku
berjalan menuju terang, itu kamu.
Tahun ini, sudah hampir dua tahun
aku menjadi kekasihmu dan sudah tak terhitung lagi berapa kata rindu yang aku
ucapkan. Kamu enggak bosan kan? Taukah kau, sebenarnya aku tak pernah
merencanakan untuk sebuah rindu padamu, semua terjadi secara tiba-tiba dan itu
sering.
Aku merasa benar ketika aku
menjadi wanitamu, sok memberanikan diri melawan jarak yang sering orang lain
kira ini akan sulit. Terus menerus aku mencoba dan pun kamu juga memilih
mempertahankan. Inilah perjuangan, mengunci hati hanya untuk suatu kebahagiaan
dunia.
Setelah hari ini, hari-hari yang
aku lalui akan tetap sama, bersama hatimu, tapi membiarkan ragamu jauh. Mungkin
aku cukup menjalani hidup yang normal saja dengan rutinitas seperti biasanya.
Tak akan ada yang berbeda di tanggal 1 ini, selain kota kita. Hatiku,
kegiatanku, lelakiku, keluargaku dan rasaku, tak ada yang baru, tetap sama
dengan posisi yang sama pula.
Aku tetap menunggu pelukanmu,
menghangatkan tubuhku dan gelisahku selain selimutku. Menunggu jemari ini kau
sisipi dengan jemarimu, menuntunku melewati tahun-tahun yang terlalu lambat menurutku.
Aku ingin cepat bertemu denganmu, sayang. Sampai tak ada lagi jarak yang
menertawankan kita. Aku ingin kamu hanya sejengkal saja dari keberadaanku. Dan
jangan sampai ada perempuan baru dalam jengkalan itu. Aku percaya kamu.
Selamat Tahun Baru, kamu.
-AZ-
asyik.. selamat tahun baru ya :)
BalasHapuslink recommended : http://bloggustian.blogspot.com/2013/11/tips-kiat-sukses-ldr.html :D
selamat tahun baru juga kak :)
Hapusudah liat blognya, makasi tipsnya :)))
sama-sama :)
Hapuskok nggak ninggalin jejak :p
Wah kasian yang LDR, udah 2 tahun lama juga yah :D
BalasHapusSelamat tahun baru yah, semoga gak LDR lagi :))
hahaha iya kak, kelamaan LDR ini, udah jamuren -____-
Hapusselamat tahun baru juga kak, semoga lebih baik :)
amin buat doanya.