Hai kamu, laki-laki yang telah
mengisi kekosongan kekuasaan hatiku. Apa kabar? Aku harap kamu tetap mempertahankan
rasamu padaku, masih berkeinginan membuat semua mimpi menjadi nyata. Aku hanya bisa mendoakanmu,
memperbincangkanmu dengan Tuhan kita. Dari sini, dari jarak yang
begitu kejam memisahkan, aku berusaha bersahabat dengan rindu, agar kamu tak
terusik dengan keluh kesahku. Dan disetiap malam menjelang tidurku, aku selalu mengenangmu, kamu
yang selalu membuatku tak pernah jera mencintai.
Tentang kamu. Kamu laki-laki
tampan, berbadan tinggi, suaramu yang memiliki kelebihan dan hidungmu yang
selalu membuat rindu ini semakin dalam. Oh, satu lagi yang tak pernah bisa
membuatku lepas darimu, imanmu. Imanmu telah bisa memantaskan dirimu sebagai
calon imamku nanti. Terlebih rasa sayangmu yang tulus. Tak memandangku dari segi
fisik, tak melemahkanku atas kekuranganku, justru semangatmu untuk merubahku
menjadi lebih baik. Baiklah, aku selalu sangat mengagumimu, tak cukup satu
persatu aku jelaskan.
Tentang keluargamu. Mungkin aku
bertemu keluargamu hanya sekali seumur hidup kita menjadi kekasih. Tapi aku
cukup mengenal mereka. Ayahmu, laki-laki tegar, laki-laki yang mirip denganmu,
yang mampu menjadi teladanmu. Ibumu, wanita kuat, wanita yang telah
menjadikanmu seperti sekarang, wanita yang kamu ciumi karena surgaNya. Kakakmu,
seorang wanita juga. Tak berbeda dengan ibumu, wanita yang melindungimu selama
ini, yang tak pernah ingin kamu terluka, yang tak pernah ingin kamu diejek oleh
teman sekolahmu, yang tak pernah membiarkanmu berjalan sendirian meniti hidup.
Adikmu, aku sudah banyak kenal dengan adikmu. Adik tampan yang mirip denganmu,
yang pernah aku salah mengira itu dirimu. Adikmu yang kamu bimbing, adikmu yang
kau lindungi seperti kakakmu melindungimu. Adikmu yang menjadi pelengkap
hidupmu, yang menganggapku sebagai kakak perempuan yang baru dalam keluarga.
Tentang teman-temanmu. Selalu ingin
tertawa bila mengingat kalian, kekonyolanmu dan teman-temanmu mampu mebuat
suasana kaku menjadi pecah tak terarah. Bahasa khas daerah kalian dan kebiasaan-kebiasaan
kalian yang jauh berbeda dengan bahasa dan kebiasaanku. Walaupun kadang
membuatku cemburu, kedekatanmu dengan teman-temanmu kadang bisa mengalihkan
perhatianmu padaku. Tapi aku tak bisa sepenuhnya cemburu, aku ataupun kamu memang
membutuhkan teman, untuk melengkapi salah satu syarat untuk bahagia.
Tentang mantanmu. Aku memang tak
mengenalnya, tapi sedikit banyak aku pernah mendengar tentangnya darimu dulu. Katamu
dia cantik, idaman setiap laki-laki. Entahlah apa yang kamu pikirkan saat
meninggalkan semua kenangan bersamanya dan memilihku? Ah, aku tak ingin
membahasnya. Aku bukan membencinya, tapi aku justru berterimakasih, telah
menjadikanmu lebih kuat seperti sekarang. Kadang sejarah memang diperlukan
untuk masa depan yang lebih baik.
Dan tentang kekasihmu, aku. Aku
bersyukur memilikimu. Aku yang kamu cintai dengan tulus, aku yang tak pernah
kamu biarkan menangis. Aku yang masih sangat mempertahankanmu meskipun aku
melihat jarak yang nyata diantara kita, yang kadang membuatku putus asa, tapi
sudahlah, itu bukan pikiran yang dewasa. Syukuri saja jarak ini, mungkin ini
memang cara Tuhan untuk kita benar-benar belajar menghargai sebuah pertemuan.
Jangan lagi kamu ragukan rasaku, jangan lagi ada kecemburuan, jangan lagi ada
ketidakbaikan diantara kita. Kita mampu membuat semuanya bahagia, lalu mengapa
kita harus hancurkan? Aku menunggu waktu kita untuk bersama-sama nanti. Percaya
akan janji Tuhan. Tuhan selalu memberikan hadiah yang maha setelah perjuangan
yang panjang bukan? :)
tentangmu kekasih teristimewa
-AZ-
cie curhat cie.. hehehe..
BalasHapusahlinya curhat kalo aku. hahaha
Hapusahah.. ternyata gak cuma gua yang suka nulis tenteng ginian
BalasHapusahaha~ terlalu banyak pengalaman, ditulis aja, sedekah x))
HapusRapi banget nih blognya, keren :D
BalasHapusorangnya juga rapi kok. hahaha :D
Hapusmakasi sudah berkunjung, sering-sering yaa kak..