Maaf yaa baru kasih kabar, akhir-akhir ini aku sudah mulai sibuk. Aku gak sempat balas pesanmu, kamu baik-baik saja kan? Akhir-akhir ini juga kenapa kamu berbeda? Kamu lebih sering mengirimiku pesan dan menelfonku disaat-saat yang tidak tepat. Lebih banyak keluhan di pesanmu. Sering sekali kamu bilang rindu, tapi lebih terkesan seperti marah-marah padaku.
Aku
tau kamu merasakan rindu yang sangat dan tak tau harus berbuat apa. Aku tak
menyalahkanmu, aku juga tak menyalahkan jarak. Mungkin aku yang terlalu
mengacuhkanmu dan berfikir kamu bisa mengatasi semuanya, mengatasi rasa rindumu
sendiri. Aku terlalu percaya kamu baik-baik saja disana.
Percayalah
sayang, aku disini baik-baik saja. Aku sedang berjuang untuk masa depan kita. Aku
pun rindu kamu, tak pernah ingin mengkhianati rasa yang telah kita bangun. Aku
mencintaimu. Tapi aku sedang berusaha untuk membuat semuanya seperti biasa,
agar tak berujung kecewa nantinya.
Bukankah
dulu, kamu yang mengajariku tentang kesabaran? Mengajariku untuk lebih dewasa
mengatasi jarak dan masalah-masalah kita. Apa kamu lupa? Atau kamu mulai tak
menemukan ujung ketika kamu mencoba segala cara untuk sabar dan dewasa, lalu
kamu mulai memberiku alarm untuk tak melakukan hal yang sama denganmu?
Aku
tau, mungkin lelah untuk memperjuangkan. Mungkin pernah kamu berfikir untuk
berhenti. Mungkin pernah kamu mulai menyalahkan keadaan. Dan mungkin pernah
kamu tak menghiraukan akalmu, malah mendengarkan egomu.
Maafkan aku atas semua ini, sayang. Aku
sedang berusaha untuk yang terbaik buat kita. Aku tak bisa mengatasi semuanya,
aku mengandalkanmu, tapi nyatanya kita sama-sama tak bisa.
---
Hai juga wanitaku.
Aku
sedang tidak baik-baik saja. Taukah kamu? Semenjak kamu mulai memberi jeda
untuk mengabariku, aku mulai tak tentu arah. Aku berfikir banyak hal tentangmu,
aku mulai berfikir takut kehilangan rasamu.
Kamu
tentu tau, aku merindukanmu sangat dan aku mulai merasakan pengabaian. Aku tau
kamu sibuk dan sesuatu yang konyol jika aku melawan jarak, mungkin hanya
membuat pekerjaanmu berantakan.
Aku
mulai tak bisa mengendalikan rindu, sayang. Aku berfikir kamu egois,
mengacuhkan semua keluhanku. Aku serius, aku sedang tak ingin jauh darimu. Mungkin
kali ini aku yang seperti anak kecil, aku yang mengajarimu untuk mengerti
kesabaran dan kedewasaan, tapi nyatanya aku sama saja sepertimu, lemah disaat
tertentu, kalah oleh emosi.
Iya,
aku percaya padamu. Aku tak pernah lelah untuk memperjuangkan rasa kita,
sayang. Aku percaya ini hanya sementara, setelah waktunya tiba, aku akan jadi
imammu, imam seumur hidupmu. Aku hanya mencintaimu. Walaupun banyak wanita di
luar sana yang lebih darimu, tapi denganmu aku sudah merasa cukup dan akan aku
jalani hidupku denganmu, aku memilihmu.
Aku harap kita selalu baik-baik saja. Maaf atas
emosiku, kadang aku lelah berdebat dengan diriku sendiri. Aku butuh kamu untuk
membuat semuanya indah. Aku tak apa-apa kamu sibuk, mungkin ini memang jalan
yang terbaik yang Tuhan berikan untuk kita, percaya saja. Tapi taukah kamu? untuk menahan tidak bertemu
denganmu, itu adalah hal yang tak pernah aku suka.
---
Kita sedang memperjuangkan rasa.
Dan rindu yang ada, biarkan menjadi bagian dari cerita kita. Kita pasti bisa
mempertahankan apa yang telah kita sepakati, hati kita yang telah disatukan,
pasti akan berujung bahagia. Kita tak harus lari dari semua ini, hadapi saja,
Tuhan tau yang terbaik. Tuhan memberi waktu untuk kita saling memantaskan diri
sebelum waktunya.
aku, kamu dan kita
kekasih yang selalu percaya
-AZ-
sungguh TEERHAARU (SuaraRhomaIrama) :')
BalasHapuskalo terharu. kudu bayar!
Hapushahaha :D
makasi kak sudah berkunjung, sering-sering yaa.