Selasa, 27 Januari 2015

Tuhan Selalu Sengaja


Kepada kamu lelaki berbaju kotak-kotak, bertopi dan pecinta kopi.

Aku adalah yang (pernah) mencintaimu dengan sangat. Lalu kau sia-siakan dengan amat.

Sayang. Mas. Kakak. Kang. Abang. Dan segala panggilan yang pernah aku sebut untuk mengistimewakanmu. Aku patah hati.

Orang-orang bilang, ketika kita tersakiti dan mungkin kali ini aku (hatiku) sedang tersakiti, Tuhan akan mengabulkan segala permintaanku. Berdoa saja yang baik-baik, yang membawa pada sebuah laik. Semampu dan sebanyak yang diminta, Tuhan tak akan meronta. Karena Tuhan dekat dengan orang yang hatinya tak karuan, setiap ucapan doa akan didahulukan. Dan aku lakukan itu.

Orang-orang bilang, ketika hujan turun bergegas menyapa bumi, saat itu pula malaikat akan turun bergegas menyapa setiap orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh, lalu meneruskan doa yang sahaja pada Tuhan. Berdoa saja sebanyak mungkin, sampai tak ada kata tak mungkin. Meminta apapun pada Tuhan, menginginkan semua terkabul tanpa ampun. Dan aku lakukan itu.

Orang-orang bilang, ketika sepertiga malam, saat raga terkantuk, ambilah air suci dan duduklah dengan tenang. Tunduk lumpuh pada kiblat, bercerita penuh segala keluh pada Tuhan yang maha hebat. Dongengkan saja semua yang tak sanggup dinalar oleh manusia, Tuhan maha mendengar tanpa asa. Tuhan maha mengerti segala yang bahkan diri sendiri tak dapat mengerti. Dan aku lakukan itu.

Orang-orang bilang, ketika sudah tak ada lagi yang mampu mempedulikan, menyayangi dan menemani. Datanglah pada Tuhan yang maha mengasihi. Sujudkan kepala pada sajadah, tempelkan kening yang penuh dosa pada alas yang tak berdosa. Mengadu pada Tuhan, karena Tuhan akan selalu mempedulikan, menyayangi dan menemani tanpa terbesit untuk meninggalkan. Dan aku lakukan itu.

Kamu tau? Kali ini aku berada pada titik terendahku. Aku berada dalam keadaan sendiri, sakit hati, di tengah hujan dan pada sepertiga malam. Aku tengadahkan kedua tangan, mengkomat-kamitkan segala angan, dengan sejuta harapan agar dikabulkan, didahulukan, didengarkan dan dipedulikan oleh Tuhan.

Aku meminta segalanya pada Tuhan. Segalanya.

Logikaku kandas, emosi sedang menggerogoti dan menindas. Bisa saja Tuhan tak akan membiarkan doaku bebas disaat pikiranku diluar batas. Hmm begini saja… kabulkan doaku saat aku tertidur saja, Tuhan. Karena saat itu aku sedang berbahagia dengan mimpi, tak memikirkan apa yang telah menggerogoti, mimpi yang tidak akan menyakiti meski pisau menancap di hati.

Kamu tau apa yang aku minta pada Tuhan?

Aku minta Tuhan melembutkan hatimu.
Aku minta Tuhan membukakan hatimu.
Aku minta Tuhan mengembalikanmu padaku.
Aku minta Tuhan tak lagi menghilangkanmu dariku.
Aku minta Tuhan memberiku kesempatan.

Tapi Tuhan berkata lain, Sayang.

Demi menyelamatkanku dari orang yang salah, Tuhan selalu sengaja mematahkan hatiku.

Jikalau pada akhirnya Tuhan mengabulkan di kenyataan, aku akan berdoa sebaik-baiknya, tapi akan aku pastikan bukan dalam keadaan sakit hati dan sendiri, mungkin hanya pada saat hujan pada sepertiga malam. Tenang saja, aku tak akan balik menjahatimu. Karena aku tau rasanya sakit (kamu perlu mencobanya, Sayang).

Aku akan minta Tuhan melembutkan hatiku.
Aku akan minta Tuhan membukakan hatiku.
Aku akan minta Tuhan mengembalikanku padamu.
Aku akan minta Tuhan tak lagi menghilangkanku darimu.
Aku akan minta Tuhan memberimu kesempatan.

Tapi Tuhan akan berkata lain, Sayang.

Demi menyelamatkanku dari orang yang salah, Tuhan tak akan membiarkan aku kembali pada suatu keadaan, dimana aku sangat percaya bahwa kamu tak akan menyakiti hatiku. Tuhan tak akan membiarkan aku kembali pada suatu waktu, dimana aku sangat benar-benar yakin kamu tidak akan meninggalkanku. Tuhan tak akan membiarkan aku kembali pada suatu masa, dimana aku menggenggamu dengan erat sebagai seorang kekasih.

Tuhan tidak akan membiarkan semuanya itu terjadi. Karena Tuhan tidak akan memberikan cerita yang sama di setiap episodenya.