Selasa, 17 September 2013

Mampukah kita tetap bersama :')

Aku yang tak sempurna, aku yang tak bisa menonjolkan apapun dari diriku. Aku bertemu denganmu, pria yang mungkin bisa menarik banyak wanita, ketaatanmu kepada Tuhanmu, tampanmu, dewasamu dan baikmu. Bukan masalah aku atau kamu yang menerima apa adanya dan bukan masalah umur yang berbeda tigabelas bulan. Tak peduli masa lalumu, tak peduli bagaimana hidupmu sebelum denganku, karena aku tau, itu yang membentukmu menjadi seperti sekarang.

Rasa nyaman, telah berhasil kamu ciptakan dengan tulus, tuan.

Tatapan matamu saat bertemu dengan mataku, teduh :) mengatakan tanpa berkata bahwa aku yang terpilih untukmu. Berbagi apapun yang seharusnya kau simpan, bukan lagi senyuman yang ada, tapi tawa lepas itu yang kau tampakkan. Semuanya terasa istimewa, tuan.

Iya, karena sekarang aku dan kamu telah menjadi kita. Tidak lagi tersekat. Pantaskah aku menyebut ini cinta, tuan? atau terlalu lucu untuk seumuran kita?

Mampukah kita tetap bersama, membagi setengah nasi di piringku dan memindahkannya di piringmu, kamu selalu tau, aku butuh kamu untuk menghabiskan satu porsi makananku.
Mampukah kita tetap bersama, terjaga bersama menunggu dinginnya segelas kopi di cafe itu. Kita selalu tau kesukaan masing-masing, aku segelas capuccino dan kamu segelas teh susu hangat.
Mampukah kita tetap bersama, menunggangi motor tangguhmu berkeliling jalan hanya untuk memperpanjang waktumu denganku. Nyamankah kamu dengan dekapanku dari balik punggungmu?
Mampukah kita tetap bersama, memberi senyuman terindahmu disaat aku lelah, disaat aku bilang aku tak mampu, disaat itu kamu selalu mengingatkanku bahwa aku adalah wanita terhebat yang telah kau temui.
Mampukah kita tetap bersama, ketika kita tak saling bertemu, ketika jarak telah mampu membuat rindu ini lebih kuat dari biasanya, ketika kita mencari cita-cita masing-masing, ketika mimpi telah terwujud dan ketika semua telah berujung.

Aku tak ingin bertanya kapan kau akan memberi kepastian atas kisah kita. Aku juga tak ingin memberimu batas atas perasaan kita. Berharap selamanya, tanpa ada pertanyaan mampukah kita lagi. Aku tau keseriusanmu, jangan kecewakan aku, tuan. Karena sakit itu sungguh menyiksa. Dan aku tak mau kita merasakan siksa.

Cukup tepati janjimu, tuan. Aku percayakan padamu, jadilah ayah dari anak-anakku kelak :')

Sabtu, 07 September 2013

Hati ini telah saling bertemu, apa yang salah?

Setiap pasangan pasti ingin bahagia, ingin mencapai masa depan bersama. Iya, ingin berjodoh. Begitu juga kita, kita yang telah lama sepakat untuk bertemu hati, berjuang bersama-sama untuk setia. Itu rencana indah kita. Tapi Tuhan punya rencana lain, sayang. Tuhan punya syarat untuk mempersatukan kita, tapi dengan ijin orang tua kita, restu orang tua mungkin lebih tepatnya.
Diujung rasa rindumu, disetiap belaian sayangmu, kita menyimpan kegundahan. Orang tua kita tidak pernah atau mungkin belum memberi kita bahagia. Pasti, orang tua kita masing-masing menginginkan yang terbaik untuk kita. Kita juga, ingin yang terbaik, tapi mungkin versi kita dan mereka berbeda.
Tak pernah aku ingin terjadi perpisahan tanpa sebab yang jelas. Sampai sekarang, belum pernah aku bisa terima alasan mereka. Apakah mereka tak pernah menyetujui kita karena kamu telah merebutku dari kekasihku yang dulu? Aku benar-benar tak pernah tau itu.
Siapa yang tau takdir Tuhan kalau memang harus seperti ini, ya atau mungkin memang jodoh itu bisa datang dari hasil tikungan. Dan setauku sayang, jodoh akan datang walaupun kita gak pernah meminta jodoh itu datang.
Aku tak pernah meminta apapun sekarang, aku selalu membicarakanmu dengan Tuhan kita, berharap setiap doa ini memang benar.
Ketakutan ini, apakah sama dengan ketakutanmu, sayang? takut dikala kita tak bisa bersatu? bukankah rasa saling memiliki ini sudah terasa nyaman, kenapa ada fikiran untuk berpisah?
Ini terlalu berani, sayang. Perjuangan kita ini terlalu hebat, tidakkah kau merasa lelah? Oh iya, aku sempat lupa dengan kata "lelah". Kadang atau mungkin sering aku merasa lelah dengan semua ini. Bukankan setiap orang berhak untuk merasa tak sanggup dan ragu? aku punya rasa itu.
Tak pernah tau ujung dari cerita ini, bahkan ketika aku menulis ini, belum ada kejelasan untuk kita. Bahkan kita sudah pernah merencanakan pesta pernikahan kita nanti dan berencana untuk keluarga kecil kita. Iya itu lucu, tapi apakah itu akan hanya jadi kelucuan yang menjadi bagian dari suatu hubungan?
Tuan, entah bagaimana perasaanmu kepadaku, yang aku tau, aku hanya bisa mempertahankanmu. Bisakah kau juga mempertahankanku. Ini tentang kita, tuan. Bukan tentang mereka.
Hati ini telah saling bertemu, tidak mungkin akan kita abaikan dan berpura-pura saling tak kenal. Tuhan pasti tau ini, pasti.