Untuk
kamu yang sedang menahan rindu di saku.
Aku masih menatap langit yang sama, duduk terpana
menyilangkan tangan di dada. Sunyi telah meraung memenuhi malam. Hening.
Sepi. Tak ada yang mampu membuat gaduh. Kecuali rindu yang sedari tadi telah
aku rasakan sebagai candu. Melebur bersama udara yang menyebar liar.
Saat
terakhir kali bertemu, mungkin rindumu belum usai dan mungkin tak akan selesai.
Maaf jika selalu membuatmu kalut akan telatnya datangnya kabar, sampai
membuatmu gusar. Aku sedang sibuk, sayang. Aku sibuk menata rindu yang mulai
berceceran, tak cukup wadahku untuk menahan. Kau tahu? Aku selalu memikirkan
bagaimana reaksimu ketika nanti bertemu aku lagi setelah sekian lama berjarak
dan terpisah. Kamu selalu saja menjejaliku dengan kecupan-kecupan lucu di ujung
telfon dan chatmu, apa memang nantinya kamu akan melakukan kecupan genitmu di
keningku atau hanya akan sekedar cengar-cengir karena telah berhasil membuatku
rindu? Haha itu terserah padamu. Anggap saja ini sebuah permainan rindu dan aku
adalah yang rela disebut kalah, rela menerima dekapanmu yang mampu
menghilangkan resah.
Dulu, kita pernah menikmati langit malam berdua.
Melawan dingin yang diselimutkan pada semesta, dengan lingkaran tanganku tepat
memelukmu dari belakang. Sembari diselipkan tawa diantara kita. Saat itu,
hatiku merasa luas, bersorak bagai aku yang paling bahagia tak terbatas. Apakah
kamu merasakan hal yang sama?
Rasanya aku mulai kalap, sayang, memenuhi seisi
ruang pikiranku dengan namamu. Pernah aku mencoba mengabaikan, tapi kenangn
justru menyusup tak terkendalikan. Tapi kemudian, senyum wajahmu memang tak
mampu aku alihkan. Aku telah tertunduk pada rindu, membiarkannya begitu saja masuk
tanpa ragu.
Aku paling pintar berkata-kata sayang, seperti yang
kamu bilang. Tapi aku tak pernah berdusta soal rasa. Rindu ini, perasaan ini,
aku tak pernah meminta, semuanya datang begitu saja.
Apa
kabar, kamu?
Masihkah
dingin menutupi semestamu?
Atau
hangatnya rindu telah menentramkan hatimu?
Jaga
hatimu baik-baik disana.
Aku
akan selalu menyayangimu dengan cara yang terbaik walaupun itu terlihat
sederhana.
Kecup
hangat,
Perempuan
kecilmu -yang sering kamu panggil dengan ganjen.