Aku pernah sakit hati, remuk
sudah. Dikhianati oleh sesorang itu, seperti kalah telak. Sampai akhirnya aku
bertemu denganmu, laki-laki dewasa dan bersuara merdu. Laki-laki tampan yang
membuat wanita di sekitarmu seakan benci padaku, yang jelas-jelas mampu
menyandingmu dengan akrab. Tatapan matamu memberikan degup jantung yang tak biasa,
namun nyaman. Mungkin, aku telah merasakan jatuh, iya, jatuh cinta.
Zoe, aku adalah perempuan biasa,
aku tak memiliki kelebihan untuk menarik pria-pria di sekitarku. Tapi
ketahuilah, aku selalu mampu jujur pada diriku, bahwa aku tulus menjadi
pendampingmu.
Zoe, aku adalah pecinta coklat
dan eskrim, keduanya mungkin tak baik untuk berat badanku. Tapi seperti yang kamu
tau pula, aku adalah salah satu orang yang bisa menjadi alasan untuk di iri
oleh perempuan lain, karena badanku tak akan bisa melar walaupun telah banyak
makanan yang masuk ke dalam mulutku. Menurutku karena coklat dan es krimlah aku
bisa lebih lama memandangmu, setidaknya selalu ada waktu yang kau sediakan
untuk menemaniku untuk sekedar duduk makan es krim rasa coklat, walaupun itu
terasa membosankan bagimu. Hahaha maaf, Zoe.
Zoe, aku sekarang sedang bekerja,
aku adalah Sekretaris Direktur di sebuah perusahaan. Aku tak peduli kenapa
jurusanku yang seharusnya berhubungan dengan alam harus terjun ke dunia seperti
ini. Aku menikmati pekerjaanku, seperti yang selalu aku ceritakan padamu setiap
harinya. Yang aku pedulikan adalah ketika melihatmu cemburu hanya karena
waktuku yang sering aku habiskan bekerja di kantor, mengurusi kegiatan
Direkturku, dan ekspresimu sangat terlihat tak suka dengan itu.
Aku selalu ingin belajar dalam
banyak hal, karena aku tak punya talenta yang banyak sepertimu, kamu pandai
sekali bernyayi. Tapi aku suka sekali menulis, Zoe. Mungkin kita bisa bekerja
sama saja? Biar aku yang menulis baitnya, kamu yang menyenandungkannya,
sepertinya kita bisa menjadi partner yang baik. Aku ingin sekali menjadi
penulis, Zoe, setidaknya aku juga bisa memenuhi permintaanmu waktu itu, kamu
bilang jika suatu saat kita berjodoh, kamu ingin membagikan buku tulisanku
tentang kisah kita pada tamu-tamu yang datang, agar mereka tau kisah kita tak
mudah. Bantu aku menuliskan cerita di hidupku ya Zoe, sampai aku tak bisa lagi
menulisnya.
Selain itu, aku ingin menjadi
peneliti, Zoe. Baiklah, ini mungkin bertolak belakang dengan profesiku
sekarang, tapi percayalah aku selalu dan sedang mengejarnya. Nanti kamu harus
ikut aku kemana-mana, mengikutiku dan menjadi saksi secara detail di setiap
ciptaanku tentang ilmu yang baru. Biar kamu bangga karena memilikiku.
Sepertinya aku tak perlu bertanya
lagi tentang bagaimana hidupmu, aku tau semuanya, kamu selalu menceritakannya
padaku bukan? Aku senang mendengarnya.
Zoe, aku adalah perempuan
pendiam, penakut dan pemalu. Aku tak banyak berinteraksi dengan banyak orang.
Tapi aku senang membantu orang lain, Zoe. Seperti membantu menemani hidupmu
juga.
Aku juga bukan orang baik, tapi
Tuhan memberiku hadiah yang indah, hadiah itu berbentuk kamu. Sepertinya aku
ditabok kebahagiaan sama Tuhan.
Zoe, aku tak bisa banyak
bercerita padamu, aku rasa kamu sudah sangat mengerti tentangku. Sekarang,
tugasmulah menjelaskan pada jarak, biar jarak juga bisa mengerti kita.
Sabarkan aku, seperti sabarmu
pada dirimu sendiri.
Aku sayang kamu, Zoe.